Pembiayaan syariah semakin populer sebagai alternatif yang lebih aman dan sesuai prinsip halal. Namun, banyak anggota koperasi masih salah paham tentang cara kerjanya. Akibatnya, pengajuan sering bermasalah, atau hasil pembiayaan tidak sesuai harapan.
Agar kamu tidak terjebak hal yang sama, berikut tiga kesalahan yang paling sering terjadi—dan yang nomor dua adalah yang paling banyak dilakukan!
1️⃣ Tidak Memahami Akad yang Digunakan
Banyak orang mengajukan pembiayaan tanpa benar-benar mengetahui akad apa yang mereka pilih. Padahal, setiap akad memiliki mekanisme dan konsekuensi yang berbeda.
Contohnya:
- Murabahah → pembiayaan jual beli dengan margin keuntungan tetap
- Mudharabah → kerja sama usaha dengan bagi hasil
- Ijarah → sewa manfaat atau sewa jasa
Kesalahan umum di sini adalah menganggap semua pembiayaan syariah “sama saja”. Akibatnya, ekspektasi tidak sesuai kenyataan.
Solusi:
Luangkan waktu untuk membaca penjelasan akad, tanyakan perbedaan antar akad, dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Jangan ragu bertanya pada petugas koperasi.
2️⃣ Menganggap Bagi Hasil Sama dengan Bunga (Kesalahan Berpikir!)
Ini adalah kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh anggota. Banyak yang mengira sistem bagi hasil di koperasi syariah sama seperti bunga di bank konvensional, hanya beda istilah.
Padahal perbedaannya besar:
- Bunga → ditentukan di awal dan sifatnya tetap, tidak peduli usaha laba atau rugi
- Bagi hasil → besarannya mengikuti kinerja usaha atau objek akad (ada risiko, ada potensi lebih besar)
Kesalahan pemahaman ini membuat sebagian orang salah menilai nominal yang diterima/harus dibayar. Bahkan, ada yang merasa “lebih mahal”, padahal konteksnya berbeda.
Solusi:
Pahami bahwa bagi hasil adalah profit sharing, bukan biaya tetap. Tanyakan bagaimana skema bagi hasil dihitung, sumber pendapatannya dari mana, dan seperti apa transparansi laporan keuangannya.
3️⃣ Tidak Menyesuaikan Pembiayaan dengan Kemampuan Finansial
Banyak anggota fokus pada jumlah dana yang ingin diterima, bukan kemampuan untuk membayar cicilan atau komitmen bagi hasil. Akibatnya:
- cicilan terasa berat
- arus keuangan pribadi terganggu
- pembiayaan terasa “mencekik” padahal sistem syariah sudah dibuat lebih aman
Solusi:
Hitung arus kas bulanan sebelum mengambil pembiayaan. Pastikan cicilan atau kewajiban tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan. Koperasi syariah biasanya bersedia membantu membuat simulasi pembayaran—manfaatkan itu.
Penutup
Pembiayaan syariah seharusnya menjadi solusi keuangan yang halal, aman, dan menenangkan. Namun, hasilnya bisa kurang maksimal jika diawali dengan pemahaman yang salah.
Dengan menghindari tiga kesalahan umum di atas, kamu bisa:
- memilih akad yang tepat
- memahami cara kerja bagi hasil dengan benar
- menjaga keuangan tetap sehat selama masa pembiayaan


